LAPORAN PRAKTIKUM BUDUDAYA PERTANIAN ORGANIK
perbanyakan mikroa (pembuatan moretan)
Oleh
Ika Apriani 1127060040
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pertanian
secara tradisional merupakan bidang usaha yang bertujuan untuk menghasilkan
kebutuhan hidup seperti makanan, serat, makanan ternak dan bahan baku untuk
industri. Bidang usaha ini berciri utama penggunaan sumber daya alami seperti
tumbuhan, tanah, air, faktor lingkungan dan dipadukan dengan penggunaan tenaga
manusia dan ternak. Makhluk hidup perlu melakukan adaptasi untuk sintas di bumi
ini, sehingga terjadilah interaksi.
Interaksi yang
terjadi meliputi factor biotik dan abiotik. Makhluk hidup terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan dan jasad renik (mikroorganisme). Mikroorganisme memberikan peranan penting bagi
kelangsungan hidup di bumi ini.
Mikroorganisme
merupakan jasad remik yang mempunyai ukuran sangat kecil, oleh karena itu
informasi yang dapat diperoleh tentang sifat-sifatnya dari pemeriksaan terhadap
individu itu terbatas. Setiap sel yang berada pada mikroorganisme memiliki kemampuan
melangsungkan aktivitas kehidupan diantaranya mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme
memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi dengan lingkungan. Namun masalahnya adalah mikroorganisme tidak dapat menyimpan
enzim-enzim yang telah dihasilkan,
mikroorganisme ini hanya mengguakan sedikit saja dari emzim yang dihasilkannya.
Dengan katalain enzim yang tidak diperlukan tidak akan
disimpan.
Maka dari itu perbanyakan mirkoba adalah hal penting dan sangat berguna
bagi dunia pertanian. Dalam perbanyakan mikroba tidak
memerlukan tempat yang besar, dan mikroba mudah ditumbuhkan dalam media buatan, serta tingkat perkembang biakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh
karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam
kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.
1.2.Tujuan
1.
Untuk
menjaga pesediaan moretan sebagai bahan baku dasar pembutan kompos.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana cara pembuatan moretan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian dan Peranan Mikroba
Mikroba atau jasad remik adalah suatu organisme yang memiliki
ukuran yang sangat kecil, dan merupakan organisme prokariotik yang
berukuran mikroskopis sehingga bakteri tidak dapat
dilihat langsung oleh mata telanjang tetapi dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop (Waluyo, 2004). Disebut sebagai mikroba bukan karena ukurannya yang
kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan
kehidupannya yang lebih sederhana. Karena
ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron
(μ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba yang ukurannya
sangat kecil ini merupakan satuan struktur biologi. Umumnya mikroba hanya
terdiri dari satu sel saja (uniseluler), namun ada juga mikroba yang terdiri
dari banyak sel (multiseluler). Mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop (Fardiaz, 1989).
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri antara lain adalah: temperatur, kelembaban, sinar matahari, zat kimia,
antibiotik, logam berat, dan senyawa-senyawa kimia tertentu yang dapat
menghambat bahkan mematikan bakteri. Oleh karena
itu, dalam pemanfaatan mikroorganisme kondisi lingkungan disekitarnya harus
disesuaikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan bagi bakteri yang sedang
ditelaah (Pelczar, 1986)
EM4 adalah campuran kultur
yang mengandung empat jenis mikroorganisme utama yaitu Lactobasillus (bakteri
asam laktat yang merupakan bagian terbesar dari kandungan EM4 serta dalam
jumlah sedikit bakteri fotosintetik,
ragi dan Actinomycetes (Andayanie, 2013). Menurut
penelitian Santoso dan Kurniati (2000) membuktikan bahwa EM4 ini memiliki kemampuan untuk
menurunkan kadar serat kasar dan dapat meningkatkan palatabilitas bahan pakan.
Moretan
(Mikroba Sahabat Petani) adalah salah satu bakteri pembusuk yang dapat
digunakan dalam proses penguraian dalam pembuatan pupuk organic. Moretan tidak
banya diperdagangkan sepeti halnya bakteri pembusuk yang diperdagangkan
dipasaran. Oleh sebab itu sangat penting sekali untuk melakukan perbanyakan
moretan sebagai langkah awal menjaga persedian dan kelestarian mikroba serta
meminimalisir pengeluaran.
BAB III
METODOLOGI
3.1.Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
·
Jerigen
ukuran 5 liter
·
Ember
1 buah
·
Kompor
·
Panci
·
Alat
pengaduk
·
Corong
·
Saringan
|
·
EM4
·
Gula
merah 125 gr
·
Gula
putih 125 gr
·
Air
bekas cucian beras 5 liter
|
3.2.Langkah kerja
- Pertama siapkan kompor, panci, gula merah, gula putih dan EM4
- Air cucian beras sebanyak 2 gelas disaring lalu dimasukan ke dalam panci + 250 gram gula merah dan gula putih
- Di aduk hinga seluruh gula hancur merata dan berubah menjadi larutan (tidak perlu sampai mendidih)
- Setelah gula larut, panci di angkat, kemudian di saring dan dimasukan kedalam ember, kemudian di dinginkan sampai hangat kuku
- Setelah larutan dingin (hangat kuku), sebanyak 5 liter air cucian beras dimasukan dalam ember dan di aduk hingga merata.
- Setelah larutan tercampur merata, lalu ditambahkan larutan/cairan EM4 sebanyak 50 ml dan diaduk hingga merata
- Kemudian larutan didisaring dan dimasukkan kedalam jerigen berukuran 5 liter, jerigen di beri label (tanggal pembuatan, nama kelompok) kemudian disimpan selama 1 minggu.
- Setelah 1 minggu larutan yang didalam jerigen harus diamati warna dan aromanya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Pengamatan
Pengamatan pada praktikum ini dilakukan
setelah 1 minggu, adapun hasil
pengamatan yang di peroleh selama 1 munggu adalah sebagai berikut :
Waktu
|
Aroma
|
Warna
|
Keterangan
|
Selasa,
10 maret 2015. Pukul 10.41
|
Larutan moretan yang telah jadi atau siap dipakai
memiliki aroma
yang khas yakni berbau masam
atau bau tape (peyeum).
|
Setelah 1 minggu disimpan (fermemtasi) larutan
moretan yang dihasilkan warnanya berubah dari coklat muda menjadi coklat tua,
dan ada endapan dibagian bawah yang berwarna krem
|
Air beras yang digunakan adalah air beras yang telah
disimpan kurang lebih selama 3-4 hari
|
4.2.Pembahasan
Mikroorganisme
atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun
bersel banyak (multiseluler).
Praktikum
perbanyakan mikroba ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung
Djati Bandung pada tanggal 03 Maret 2015. Proses pembuatannya yaitu dengan cara mencampur
cucian air beras pertama dengan gula (putih dan
merah) lalu ditambah dengan sedikit cairan aktovator EM4. Lalu dibiarkan tertutup selama satu
minggu didalam jerigen berukuran 5 liter.
Perbandingan
gula merah dan gula putih dalam pembuatan
moretan ini adalah sebanyak 125 gr, air beras sebanyak lima liter dan EM 4 sebanyak 50 ml. Adapun
alasan menggunakan air cucian beras yang
pertama adalah sebagai media tempat tumbuh atau
tempat hidup bagi mikroba, selain itu air
cucian beras yang pertama lebih banyak mengadung unsur N dan menangandung
banyak mineral dan vitamin dan bisa
dijadikan sebagai bahan pupuk
cair yang mampu menyuburkan tanah dan tanaman, dan air cucian beras yang digunakan adalah air beras yang telah
disimpan selama 3-4 hari. Penambaha gula bertujuan sebagai sumber
energi bagi mikroba yang
sedang berkembang biak, karena gula
mengandung glukosa. Sedangkan pemberian aktivaror EM4 berfungsi sumber mikroba.
Pada praktikum
perbanyakan mikroba ini pengamatan dilakukan selama 1 minggu dan mendapatkan
hasil yang positif, karena moretan yang dihasilkan sesuai dengan literature,
yaitu larutan yang dihasilkan berbau masam atau tape, kemudian larutan moretan
berubah warna menjadi coklat pekat. Adapun faktor yang
menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam praktikum
pembiakan mikroorganisme diantaranya yaitu :
1. Lamanya penyimpanan air cucian beras
2. Ketelitian dalam mencampurkan bahan-bahan yang
digunakan
4.3.Pertanyaan dan jawaban
1.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan mikroba dan peranan hidupnya?
Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis
yang antara lain terdiri dari bakteri, fungi dan virus (Waluyo, 2009). Bakteri
merupakan mikroba prokariotik yang rata-rata selnya berukuran 0,5-1 x 2-5 μm,
berbentuk elips, bola, batang atau spiral (Pelczar dan Chan, 2005). Menurut
Gandjar (2006), fungi adalah organisme eukariotik, bersifat heterotrof, dinding
selnya mengandung kitin, tidak berfotosintesis, mensekresikan enzim
ekstraseluler ke lingkungan dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi.
Selain berinteraksi intraspesies, mikroba
tersebut juga berinteraksi secara interspesies dengan manusia, tumbuhan, dan
hewan. Dalam interaksinya dengan manusia, mikroba tersebut ada yang bersifat
menguntungkan dan merugikan. Contohnya bakteri patogen Escherichia coli dan
kelompok bakteri Coliform dapat menyebabkan diare, kolera, dan penyakit
saluran pencernaan lainnya (Waluyo, 2009). Kapang dan khamir menyebabkan
penyakit karena menghasilkan racun (mikotoksin) dan menginfeksi permukaan tubuh
seperti kulit, kuku, dan rambut (mikosis superfisial), serta menyerang jaringan
dalam tubuh melalui peredaran darah (mikosis sistemik) (Gandjar, 2006).
Peranan hidupnya :
1. Pengikat nitrogen bebas
·
Azotobacter sp
·
azosspirilium
·
Rhodospirillus
rubrum
·
Clostridium
pasteurianum
·
Rhizobium
leguminoserum (bersimbiosis dengan akar tanaman
kacang-kacangan)
·
Agrobacterium
tumefaciens
2. Pembentuk senyawa nitrit dan
nitrat (hasil pengubahan senyawa amoniak)
·
Nitrobacter sp
·
Nitrosomonan
sp
·
Nitrosococcus
sp
3. Penghasil senyawa asam
·
Clostridium
butiricum (asam butirat)
·
Propioni
bacterium (asam propionat)
·
Acetobacter sp (asam cuka)
4. Penghasil zat antibiotik
·
Streptomyces
griceus (streptomosin)
·
Streptomyces
aureofaciens (aureomisin)
·
Bacillus
brevis (gramicidin)
·
Streptomyces
venezuale (kloramfenilid)
5. Pembuatan produk makanan
·
Streptococcus
lactis (keju)
·
Acetobacter
xylinum (nata de coco)
·
Lactobacillus
bulgaricus (bulgur)
·
Lactobacillus
casei (nata de coco)
·
Lactobacillus
citrovorum (aroma mentega)
6. Peranan khusus
·
Desulfofibrio
desulfuricans (pembuatan asam sulfida)
·
Escherichia
coli (pembusukan dan pembentukan vitamin K)
·
Methanomonas
methanica (penghasil metana)
·
Thiobacillus
ferooxidans (pelepas logam dari bijihnya)
·
Pseudomonas
putida (menyerap hidrokarbon)
2.
Sebutkan mikroba atau bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi
mahluk hidup?
Berikut ini nama-nama bakteri yang
merugikan diantaranya yaitu :
1.
Clostridium
tetani, menyebabkan penyakit tetanus
2.
Corynebacterium
dipteri, menyebabkan dipteri
3.
Staphylococcus
aereus, menyerang saluran pernapasan.
4.
Streptococcus
pyogenes, menyerang sistem pernapasan.
5.
Micrococcus
gonorrhea, menyebabkan penyakit kelamin.
6.
Diplococcus
pneumoniae, menyerang paru-paru.
7.
Klebsiella
pneumoniae, menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan
dan paru-paru.
8.
Salmonella
typhosa, menyebabkan penyakit tifus.
9.
Shigella
shigae, menyebabkan disentri.
10.
Brucella
abortus, menyebabkan abortus.
11.
Pasteurella
pestis, menyebabkan penyakit pes.
12.
Hemophylus
influenza, menyebabkan influenza.
13.
Flavobacterium dan Achromobacter,
membusukkan telur.
14.
Lactobacillus, membusukkan
sayur-sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian.
15.
Staphylococcus dan Achromobacter, penyebabkan daging dan ikan membusuk.
16.
Clostridium
botulinum, menghasilkan racun pada makanan kemasan.
17.
Pseudomonas
cocovenenans, menghasilkan racun pada tempe bongkrek.
Tempe bongkrek adalah tempe yang dibuat dari ampas kelapa, jika kurang bersih
bisa dijangkiti bacteri Pseudomonas yang menghasilkan aflatoksin.
Berikut ini nama-nama bakteri yang
menguntungkan diantaranya yaitu :
1.
Bakteri Rhizobium bakteri ini berperan dalam mengikat
nitrogen pada akar tanaman polong-polongan.
2.
Bakteri Escherichia
coli bakteri ini berperan dalam proses pembusukkan
sisa makanan dan membentuk vitamin K dan vitamin B12 yang berada dalam usus
besar.
3.
Bakteri Acetobacter
xylinum berperan dalam pembuatan nata de' coco.
4.
Bakteri Pseudomonas
sp berperan dalam pembuatan vitamin B.
5.
Bakteri Candida
krussei berperan dalam pembuatan cokelat.
6.
Bakteri Pseudomonas,
Xantomonas, Flavobacterium dan Streptomyces berperan dalam
pembusukan sampah organik.
7.
Bakteri Streptococcus
termophylus berperan dalam pembuatan mentega.
8.
Bakteri Streptomyces
griceus Bakteri ini mampu membentuk antibiotik streptomisin.
9.
Bakteri Streptococcus
termophylus dan Lactobacillus bulgaricus berperan dalam pembuatan
yoghurt.
10.
Bakteri Streptococcus
sp, dan Propionibacterium skermanisi
berperan dalam pembuatan keju.
3.
Dalam kondisi bagaimana bakteri pengurai tanaman dapat bertahan
hidup?
Berdasarkan kisaran suhu
aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 4 golongan:
·
Bakteri
psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°-30°C, dengan suhu optimum 15°C.
·
Bakteri
mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15°-55°C, dengan suhu optimum 25°-40°C.
·
Bakteri
termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40°-75°C, dengan suhu optimum 500- 65°C
·
Bakteri
hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 650-114°C, dengan suhu optimum 88°C
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Mikroba atau jasad remik adalah suatu organisme yang memiliki
ukuran yang sangat kecil, dan merupakan organisme prokariotik yang
berukuran mikroskopis sehingga bakteri tidak dapat
dilihat langsung oleh mata telanjang tetapi dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop (Waluyo, 2004).
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, perbanyakan mikroba
atau pembuatan larutan moteran yang dilakukan berhasil. Hal ini berdasarkan indikasi (literature) bahwa moretan
yang telah jadi atau siap pakai adalah memiliki bau khas
yaitu berbau masam atau bau tape.
DAFTAR PUSTAKA
Andayanie. R. W. 2013. Penambahan Em4 Dan Lama Pengomposan
Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida). Fakultas
Pertanian, Universitas Merdeka Madiun
Fardiaz,
S., 1992. Mikrobiologi Pangan 1.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Nasahi, C. 2010. Peran Mikroba
dalam Pertanian Organik. Faperta UNPAD : Bandung
Pelczar.
1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Jakarta: UI Press
Santoso, U. dan D. Kurniati. 2000. Chemical
compositional change of layer feces fermented by Lactobacillus. International
Congress and Symposium on Southeast Asian Agricultural Science. Bogor.
Indonesia.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: MM Press.