BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semut (Formicidae : Hymenoptera) merupakan salah satu kelompok serangga
yang keberadaannya sangat umum dan hampir menyebar luas, paling suskes dari kelompok serangga, terdapat
dimanamana di habitat teresterial dan jumlahnya melebihi hewanhewan darat lainnya.
Keberadaannya dimulai dari kutub sampai tropis dan daerah peisisir sampai
pegunungan. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang
terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut
pekerja, semut prajurit, semut pejantan, dan ratu semut (Falahudin Irham.
2012).
Semut merupakan salah satu kelompok hewan yang dikatakan sebagai
indikator hayati, sebagai alat monitoring perubahan kualitas lingkungan dan
penentuan kawasan konservasi. Menurut Agosti dkk (2000), beberapa sifat yang
dimiliki semut, diantaranya yaitu :
1.
Dapat hidup diberbagai habitat,
2.
Mempunyai toleransi yang sempit terhadap perubahan lingungan,
3.
Biomassa dominan,
4.
Mempunyai sifat penting dalam ekosistem, mudah di koleksi, mudah di
koleksi serta secara taksonomi relatif maju
5.
Memiliki fungsi ekologis membantu tumbuhan dalam menyebarkan bijibijian
(dispersal), menggemburkan tanah, predator atau pemangsa serangga lain.
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada),
dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga
lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua
yang berhubungan ke tangkai semut membentuk
pinggang sempit (pedikel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan
daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole).
Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau
yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Semut rangrang merupakan salah satu jenis semut yang umum dijumpai di
kebun semut (Dirjen Perkebunan. 2007). Maka dari itu semut rang-rang ini diharapkan
dapat membantu mengendalikan hama pertanian (Mele and Cuc, 2004).
1.2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kehidupan dan prilaku swmut rangrang?
2.
Apasajakah manfaat semut rangrang dibidang pertanian?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengatahui dan
memahami manfaat dan karakteristik musuh alami di bidang pertanian dalam
mengendalikan hama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehidupan Dan Perilaku Semut Rangrang
Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) merupakan serangga
eusosial (social sejati), dan kehidupan
koloninya sangat tergantung pada keberadaan
pohon (arboreal). Semut rangrang sering ditemukan bersarang pada
berbagai jenis pepohonan, misalnya pohon buah-buahan. Keberadaan semut rangrang
pada pepohonan sering dianggap sebagai pengganggu terutama saat akan melakukan
pemanenan, karena gigitannya yang sakit.
Semut rangrang ini membangun sarang dengan cara bergotong royong dan
selesai dalam waktu dua hari. Larva semut rangrang menghasilkan benang-benang
sutera yang halus untuk merajut daun. Jumlah semut dalam satu sarang
bervariasi, rata-rata antara 4000 sampai 6000 individu, dan dalam satu koloni
terdapat sekitar 500,000 semut dewasa. Koloni semut merupakan keluarga besar
dengan beberapa sarang dan indvidu yang saling mengenal dan bekerja sama pada
suatu daerah tertentu. Banyaknya sarang dalam satu koloni sangat dipengaruhi
oleh faktor ketersediaan makanan dan tingkat gangguan yang terjadi. Dalam satu
koloni bisa mencapai 100 sarang.
2.1.1. Klasifikasi Semut Rangrang
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Family : Formicinae
Genus : Oechophylla
Species : Oechophylla smaragdina
2.1.2. Nama lain semut rangrang
Disetiap
wilayah (Negara ) semut rangrang memiliki nama yang berbeda-beda. Di Vietnam,
dan Cina, semut rangrang dikenal dengan nama semut kuning, semut merah
(Thailand) dan semut hijau (Australia). Klasifikasi berdasarkan warna bukan
cara yang tepat digunakan untuk membandingkan spesies semut pada suatu negara,
antar negara, apalagi antar benua. Untuk membedakan dengan semut lainnya, para
ahli memberikan nama Oecophylla, atau lebih spesifik Oecophylla
smaragdina untuk semut rangrang yang ada di Asia, dan Oecophylla
longinoda untuk semut rangrang yang ada di Afrika.
2.1.3. Daerah penyebaran semut rangrang
Semut rangrang dapat dijumpai di berbagai negara dari Afrika sampai
Asia. Negara-negara yang telah melaporkan adanya semut rang-rang
Afrika
|
Asia-Pasifik
|
Burundi
|
Australia
|
Gabon
|
Bangladesh
|
Ghana
|
China
|
Kamerun
|
India
|
Kenya
|
Indonesia
|
Malawi
|
Kepulauam Solomon
|
Negria
|
Laos
|
Pantai Gading
|
Malaysia
|
Republic Demokrasi Kongo
|
Vietnam
|
Rawanda
|
Singapure
|
Tanzania
|
Srilanka
|
Zambia
|
thailand
|
Sejauh
ini, sejarah mencatat bahwa orang-orang Cinalah yang pertama kali menemukan
semut rangrang sebagai sahabat mereka di kebun jeruk, lebih dari 1000 tahun
yang lalu. Sayangnya tidak semua informasi yang kita butuhkan tercacat dalam
sejarah. Oecophylla smaradigna menyukai lingkungan dengan suhu antara
260-3400C dan kelembaban relatif antara 62 sampai 92%.
2.1.4. Cara perkembangbiakan semut rangrang
Tahap pertumbuhan semut dimulai dari telur menjadi larva, pupa,kemudian
semut dewasa. Seperti pada serangga-serangga predator yang telah disebutkan
pada Bagian 1, bentuk larva semut (semut muda) sangat berbeda dengan semut
dewasa atau induknya. Larvanya mempunyai kulit yang halus, putih seperti susu,
tidak berkaki dan tidak bersayap.
Ratu semut meletakkan telur di dalam sarangnya. Telur itu sangat kecil
dan berbentuk elips, berukuran kira-kira 0.5 mm x 1 mm. Telur menetas menjadi
larva yang berukuran 5-10 kali lebih besar. Bentuk larva dan telur sangat mirip, yaitu menyerupai ulat.
Telur dan larva hanya dapat dibedakan dengan kaca pembesar. Pada larva sudah
terbentuk mata dan mulut sedangkan pada telur kedua organ itu belum ada. Larva
calon ratu berkembang dengan baik karena diberi makan secara khusus dan rutin
oleh semut pekerja yang berukuran lebih kecil. Selama masa pertumbuhannya,
larva mengalami beberapa kali ganti kulit, seperti ular. Setelah beberapa kali
ganti kulit, maka larva berkembang menjadi pupa. Pupa menyerupai semut dewasa
karena sudah mempunyai kaki, mata, mulut dan sayap. Sayap hanya terbentuk pada
semut jantan dan ratu semut tetapi warnanya masih putih dan tidak aktif (lihat
gambar di samping). Selanjutnya, pupa akan menjadi semut dewasa yang berubah
warna sesuai dengan kastanya.
2.1.5. Perbedaan antara semut rangrang dengan semut lainnya
1.
Semut rangrang merupakan salah satu jenis musuh alami.
2.
Cara hidup yang khas yaitu merajut daun-daun pada pohon untuk membuat
sarang. Alasannya yaitu karena semut rangrang menyukai udara yang segar
sehingga tida mungkin ditemukan di dalam rumah.
3.
Memiliki tubuh yang lebih besar
4.
Perilakunya lebih agresif daripada semut lainnya.
2.2. Manfaat Semut Rangrang
1.
Sebagai musuh
alami hama
Semut adalah predator yang penting, dan diprediksikan dapat melindungi
tanaman dari hama jika dapat dimengerti dan diteliti dengan benar. Salah satu
jenis semut yang banyak digunakan dalam mengendalikan hama pertanian antara
lain jenis semut rangrang (Oecophylla smaragdina).
Perilaku agresif semut rangrang dalam mempertahankan daerah
kekuasaannya menjadi salah satu pertimbangan bagi para petani untuk
menggunakannya sebagai “penjaga” tanaman terhadap gangguan hama, karrna semut rang-rang
dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenis hama seperti kepik
hijau, ulat pemakan daun, serangga, dapat
melindungi eucalyptus, pohon-pohon kayu dan dapat menghalangi serangan tikus. Hal ini lah yang menjadikan semut Rangrang sebagai spesies semut yang
unik dan berbeda dari jenis semut lainnya (Embriani. 2012)
Sekitar tahun 304 Masehi yang lalu,
Huang dan Yang (1987), menuliskan bahwa di
China semut rangrang sudah dikenal untuk mengendalikan hama kutu-kutuan pada
tanaman jeruk.
Menurut para pakar serangga di Ghana telah menggunakan jenis semut
Rangrang Afrika (Oecophylla longinoda) untuk mengendalikan hama tanaman
cokelat. Kehadiran semut ini ternyata mampu mengurangi penyakit yang disebabkan
oleh virus dan jamur. Cara pengendalian hama seperti ini di kenal sebagai
“biological control”. Penggunaan semut Rangrang sebagai biokontrol di Indonesia
ternyata sudah dilakukan meskipun dalam sekala kecil.
Menurut penelitian yang telah dilakuan oleh Lim (2007), membuktikan bahwa pemanfaatan Oecophylla
sebagai musuh alami dalam pengendalian hama di pohon mahogani, mampu
mengatasi hama mangga sekitar
70% pada perkebunan di Australia. Sedangkan merutut hasil uji
preferensi yang dilakukan oleh Falahudin Irham (2012), menyatakan bahwa
pemanfaatan semut rangrang (Oecophylla smaragdina) sebagai pengendali
biologis terhadap beberapa hama ulat di
perkebunan kelapa sawit, mampu
mengendalikan 83% ulat api dan 17% hama yang lain.
Way dan Khoo (1992) menyebutkan bahwa semut rangrang
menjadi musuh alami pada sekitar 16 spesies hama yang menyerang spesies
tanaman, yaitu kakao, kelapa, kelapa sawit, mangga, eukaliptus, dan jeruk.
Bersama dengan kerabatnya, yaitu O. longinoda, O.
smaragdina melindungi
tanaman-tanaman tersebut dari serangan hama.
2.
Dapat
meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan
lebih segar.
3.
Sebagai
indikator keadaan udara di suatu lingkungan, hal ini karena semut Rangrang
menyukai lingkungan yang berudara bersih.
4.
Sebagai
sumber penghasilan
Dari segi ekonomi pemanfaatan semut rang-rang ini dapat
dijadikan sumber penghasilan yang sangat menjanjikan. Menurut hasil pengamatan
Cesard (2004) di Malingping, Jawa Barat menunjukkan
bahwa larva dan pupa semut rangrang (kroto), dapat dijual sebagai pakan burung atau umpan pancing. Bahkan di
beberapa tempat di Jawa, bisnis kroto ini dianggap sebagai bisnis yang sangat
menguntungkan. Nama Kroto berasal dari bahasa Jawa yang merupakan campuran
larva dan pupa semut Oecophylla smaragdina yang kaya protein dan vitamin.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Semut rangrang merupakan salah satu jenis spesies seragga dari family Formicinae.
Semut rangrang sering ditemukan bersarang pada berbagai jenis pepohonan,
misalnya pohon buah-buahan.semur rangrang sering dianggap sebagai semut
penggangu karena gigitannya yang sakit, namun dibalik itu ternyata semut ini
memiliki manfaat yang besar terutama untuk pertanian Hasil penelitian dan
pengalaman menunjukkan bahwa semut rangrang dapat memangsa berbagai hama
misalnya kepik hijau, ulat pemakan daun, ulat pemakan buah dan kutu-kutuan pada
coklat, mete,jeruk. Bahkan semut rangrang dapat mengusir tikus. Semut rangrang
diketahui juga dapat melindungi Eucalyptus dan pohon-pohon kayu lainnya. Semut
ini dapat mengendalikan sebagian besar hama pada tanaman jeruk dan mete,
melindungi tanaman kelapa dan coklat dari serangan kepik, sehingga meningkatkan
mutu dan jumlah hasil panen. oleh karena itu,kita sebagai manusia yang harus
melestarikan alam ini hendaknya menjaga semut rangrang ini agar tetap terjaga
dari kepunahan.
Di tengah kondisi pertanian kita yang kurang mendapat dukungan
ekosistem yang sehat, usaha pemanfaatan semut rangrang bisa menjadi alternatif
pengendalian hama dan penyakit tanaman. Dengan semut rangrang kita bisa
menghindari penggunaan pestisida yang berarti ada penghematan biaya usaha tani
sekaligus juga menjaga kesehatan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Agosti. D. Majer,
D., Alonso L.E., Schultz, TR. 2000. Ants Standard Methods for Measuring and
Monitoring Biodiversity. Washington : Smithsonian Institution Press.
Dirjen Perkebunan.
2007. Pedoman Umum Program Revitalisasi Perkebunan (kelapa sawit, Karet dan
kakao). Departemen Pertanian : Jakarta
Embriani. 2012. Semut
Rangrang Sebagai Musuh Alami Dan Ajang Bisnis Yang Cerah. POPT Ahli
Pertama. (Diakses pada tanggal 22 April 2015), tersedia di: http://www.academia.edu/5066528/SEMUT_RANGRANG_SEBAGAI_MUSUH_ALAMI_DAN_AJANG_BISNIS_YANG_CERAH
Falahudin Irham. 2012. Peranan Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)
Dalam Pengendalian Biologis Pada Perkebunan Kelapa sawit. Fakultas Tarbiyah
IAIN Raden Fatah : Palembang.
Huang, H.T. &
P. Yang. 1987. The ancient cultured citrus ant. BioScience 37: 665-671.
Lim, G.T., L.G.
Kirton, S.M. Salom, L.T. Kok, R.D. Fell, & D.G. Pfeiffer. 2008. Mahogany
shoot borer control in Malaysia and prospects for biological control using
weaver ants. Journal of Tropical Forest Science 20: 147-155.
Mele, Van P. dan
Cuc, N.T.T. 2004. Semut Sahabat Petani : meningkatkan hasil buah-buahan dan
menjaga kelestarian lingkungan bersama semut rangrang (Alih bahasa oleh :
Rahayu, S.). World Agroforestry Centre (ICRAF), 61 pp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar