INTENSIFIKASI
PADA TANAMAN PADI
Sebelum mengetahui mengenai intensifikasi tanaman padi alangkah baiknya
terlebih dahulu kita memahani pengertian intensifikasi itu sendiri.
Intensifikasi adalah memaksimalkan apa yang sudah ada. Artinya usaha meningkatkan produk
hasil pertanian tanpa menambah objek
pertanian (lahan). Intensifikasi pertanian adalah pengolahan
lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil
pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi pertanian banyak
dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit. Pada
awalnya proses intensifikasi pertanian ditempuh dengan program Panca Usaha Tani.
Mengapa padi perlu di intensifikasi?
Hal ini terjadi karena sistem pengelolaan budidaya tanaman padi saat ini
sering mengalami kesulitan pada penyediaan sarana produksi berupa pupuk.
Masalah penyediaan pupuk dikarenakan oleh keterbatasan modal usaha tani dan
juga diakibatkan oleh seringnya terjadi kelangkaan pupuk yang berdampak pada
harga pupuk menjadi tidak stabil. Hal ini mengakibatkan petani dalam usaha
taninya hanya melakukan pemupukan seadanya saja tanpa memperhatikan seberapa
banyak jumlah pupuk/dosis pupuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman padi
sehingga produksi padi menurun.
Dalam hal ini pemerintah juga ikut serta. Adapun upaya pemerintah dalam
mengingkakan produksi tanmaan pangan antara lain ditempuh melalui 2 strategi
yaitu :
1.
Peningkatan
produktivitas yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Mutu Intensifikasi
(PMI)
2.
Perluasan
Areal Tanam (PAT). Sasaran komoditas PMI adalah tanaman padi, sedangkan sasaran
komoditas PAT adalah tanaman palawija, seperti jagung, kacang tanah dan ubi
kayu.
Berikut ini proses intensifikasi yang dapat
dilakukan pada tanaman padi diantaranya yaitu :
1.
Penyiapan
lahan tepat waktu dengan cara yang benar.
Penyiapan dan pengolahan lahan
sawah harus bener-benar matang, karena apabila pengolahan lahan tidak benar
dapat menghambat proses pertumbuhan baik akar atau anakan padi. Proses
pengolahan lahan ini waktunya harus tepat dan disesuaikan dengan persiapan
persemaian, guna agar tidak terjadi keterlambatan pada saat pindah tanam. Dalam
metode pola tanam SRI dan jajar legowo, waktu yang ideal adalah ketika umur
padi 14 hari setelah semai
2.
Penggunaan
benih bermutu dan berlabel produksi.
Penggunaan
benih merupakan langkah terpenting dalam peningkatan mutu intensifikasi sebab
penggunaan benih yang bermutu merupakan penentu awal besar kecilnya produksi.
3.
Tersedianya
sarana produksi.
Tersedianya
SAPRODI ini sangat menunjang untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, seperti bibit, pupuk, pestisida, traktor, transportasi
dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pertanian.
4.
Pemupukan
berimbang.
Untuk memperoleh
produksi yang optimal, pemberian pupuk an organik harus dilaksanakan dengan
tepat dosis, tepat waktu dan cara aplikasi. Dosisi anjuran pupuk kimia untuk
tanaman padi secara umum adalah : Urea 250 kg/ha, SP36 100 kg/ha dam KCl 75
kg/ha. Selain menggunakan pupuk kimia, pemupukan harus di imbangi dengan pupuk
organik karena sifat dari pupuk organik ini dapat memperbaiki sifat fisik struktur
tanah.
5.
Teknologi.
Menginggat produktivitas lahan pertanian yang semakin menurun, pemanfaatan
teknologi sangatlah berpengaruh dalam meningkatkan hasil produksi, karena
apabila tidak ada terobosan-terobosan teknologi baru maka hasil produksi padi
akan terus menurun.
6.
Pengendalian
Organisme Penggangu Tanaman (OPT) secara Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
PHT
merupakan suatu pendekatan baru dalam pengendalian OPT (Organisme Pengganggu
Tanaman) yang memadukan manusia dan lingkungan.
Pada
hakekatnya PHT mempunyai 4 prinsip yaitu :
1.
Membudidayakan
tanaman sehat
2.
Melestarikan
dan mendayagunakan fungsi musuh alami.
3.
Melaksanakan
pengamatan mingguan secara teratur dan berkesinambungan.
4.
Petani
sebagai ahli PHT. PHT memiliki keuntungan ditinjau dari aspek stabilitas
produksi, kesehatan, ekonomi dan lingkungan.
7.
Penggunaan
air secara teratur dan efisien.
Dalam
budidaya tanaman padi pemberian air dapat digunakan dengan dua cara yaitu
pemberian air secara terus menerus (tergenang) dan pemberian air berselang.
Namun untuk pola taman SRI dan jajar legowo penggunaan air lebih efesien karena
tidak membutuhkan air banyak, dalam arti tanah sawah hanya lembab saja atau
macak-macak (tidak tergenang seperti pola tanam konvesional).
8.
Penerapan pola tanam
Dalam penerapan pola tanam ini
dapat dilakukan dengan pola tanam SRI atau pola tanam jalur legowo, dimana pola
penanaman ini memodifikasi waktu pindah tanam dan jarak tanam sehingga pertumbuhan
padi dan sinar matahari yang diterima optimal. Selain itu pola taman disini
bisa diartikan sebagai pola pergiliran tanaman seperti pola tanam 2:1 dua musim
padi, satu musim palawija.
9.
Perbaikan pascapanen. Hal ini
bertujuan untuk menekan kehilangan hasil
(terutama padi) pasa saat proses panen dan pascapanen. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah :
1. Cara panen
· Dalam proses pemanenan biasanya sawah dikeringkan selama 7-10 hari sebelum
panen agar kematangan padi lebih merata dan cepat.
· Alangkah baiknya pemanenan dilakukan pada umur 33-36 hari setelah berbungan
merata yaitu apabila 95% malai telah menguling, daun bendera mulai menua dan
sebagian kuning/mati. Dan gunakan alat panen yang tajam.
2.
Perontokan dapat
dilakukan dengan beberapa cara baik dengan menggunakan alat mesin (power dan
pedal theser) maupun manual denga digepyok. Lakukan perontokan pada hari panen
untuk menghindari timbulnya butir kuning dan menggunkaan alas yang lebar untuk
mengurangi kehilangan.
3.
Pembersihan dilakukan
untuk menghilangkan butir hampa dan benda asing lainnya yang ditujukan untuk
mengingkatkan mutu gabah.Alat yang digunakan bisa berupa alat tampi maupun
dengan menggunakan blower/cleaner. Pembersihan sebaiknya dilakukan setelah
perontokan hingga memudahkan pada proses pengeringan.
10.
Harga yang
merangsang petani. Maksudnya adalah apabila harga jual gabah mahal maka petani
akan bersemangat dalam memproduksi/budidaya padi, dan keadaan ekonomi petani
akan meningkat.
Sumber :
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Bantul Jalan KH. Wahid Hasyim 210
Palbapang Bantul 55713 Telp. 0274-367541
tersedia di
(31 Oktober 2014 pukul 22:51)
RRI. 2007. Varietas
unggul padi sawah 1943-2007 Informasi Ringkas Teknologi Padi. Rice Knowedge
Bank.
IRRI Jatileksono, T. 1987. Equity Achievement in
the Indonesian Rice Economy. Yogyakarta. Gajah Mada University Press
LITBANG DEPTAN. 2007. Petunjuk Teknis PTT
:Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian. Badan Litbang Departemen Pertanian
.Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar