Sabtu, 15 November 2014

intensifikasi tanaman padi



INTENSIFIKASI PADA TANAMAN PADI
Sebelum mengetahui mengenai intensifikasi tanaman padi alangkah baiknya terlebih dahulu kita memahani pengertian intensifikasi itu sendiri.
Intensifikasi adalah memaksimalkan apa yang sudah ada. Artinya usaha meningkatkan produk hasil pertanian tanpa  menambah objek pertanian (lahan). Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit. Pada awalnya proses intensifikasi pertanian ditempuh dengan program Panca Usaha Tani.
Mengapa padi perlu di intensifikasi?
Hal ini terjadi karena sistem pengelolaan budidaya tanaman padi saat ini sering mengalami kesulitan pada penyediaan sarana produksi berupa pupuk. Masalah penyediaan pupuk dikarenakan oleh keterbatasan modal usaha tani dan juga diakibatkan oleh seringnya terjadi kelangkaan pupuk yang berdampak pada harga pupuk menjadi tidak stabil. Hal ini mengakibatkan petani dalam usaha taninya hanya melakukan pemupukan seadanya saja tanpa memperhatikan seberapa banyak jumlah pupuk/dosis pupuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman padi sehingga produksi padi menurun.
Dalam hal ini pemerintah juga ikut serta. Adapun upaya pemerintah dalam mengingkakan produksi tanmaan pangan antara lain ditempuh melalui 2 strategi yaitu :
1.    Peningkatan produktivitas yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Mutu Intensifikasi (PMI)
2.    Perluasan Areal Tanam (PAT). Sasaran komoditas PMI adalah tanaman padi, sedangkan sasaran komoditas PAT adalah tanaman palawija, seperti jagung, kacang tanah dan ubi kayu.
Berikut ini proses intensifikasi yang dapat dilakukan pada tanaman padi diantaranya yaitu :
1.      Penyiapan lahan tepat waktu dengan cara yang benar.
Penyiapan dan pengolahan lahan sawah harus bener-benar matang, karena apabila pengolahan lahan tidak benar dapat menghambat proses pertumbuhan baik akar atau anakan padi. Proses pengolahan lahan ini waktunya harus tepat dan disesuaikan dengan persiapan persemaian, guna agar tidak terjadi keterlambatan pada saat pindah tanam. Dalam metode pola tanam SRI dan jajar legowo, waktu yang ideal adalah ketika umur padi 14 hari setelah semai

2.      Penggunaan benih bermutu dan berlabel produksi.
Penggunaan benih merupakan langkah terpenting dalam peningkatan mutu intensifikasi sebab penggunaan benih yang bermutu merupakan penentu awal besar kecilnya produksi.
3.      Tersedianya sarana produksi.
Tersedianya SAPRODI ini sangat menunjang untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, seperti bibit, pupuk, pestisida, traktor, transportasi dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pertanian.
4.      Pemupukan berimbang.
Untuk memperoleh produksi yang optimal, pemberian pupuk an organik harus dilaksanakan dengan tepat dosis, tepat waktu dan cara aplikasi. Dosisi anjuran pupuk kimia untuk tanaman padi secara umum adalah : Urea 250 kg/ha, SP36 100 kg/ha dam KCl 75 kg/ha. Selain menggunakan pupuk kimia, pemupukan harus di imbangi dengan pupuk organik karena sifat dari pupuk organik ini dapat memperbaiki sifat fisik struktur tanah.
5.      Teknologi. Menginggat produktivitas lahan pertanian yang semakin menurun, pemanfaatan teknologi sangatlah berpengaruh dalam meningkatkan hasil produksi, karena apabila tidak ada terobosan-terobosan teknologi baru maka hasil produksi padi akan terus menurun.
6.      Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) secara Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
PHT merupakan suatu pendekatan baru dalam pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang memadukan manusia dan lingkungan.
Pada hakekatnya PHT mempunyai 4 prinsip yaitu :
1.      Membudidayakan tanaman sehat
2.      Melestarikan dan mendayagunakan fungsi musuh alami.
3.      Melaksanakan pengamatan mingguan secara teratur dan berkesinambungan.
4.      Petani sebagai ahli PHT. PHT memiliki keuntungan ditinjau dari aspek stabilitas produksi, kesehatan, ekonomi dan lingkungan.
7.      Penggunaan air secara teratur dan efisien.
Dalam budidaya tanaman padi pemberian air dapat digunakan dengan dua cara yaitu pemberian air secara terus menerus (tergenang) dan pemberian air berselang. Namun untuk pola taman SRI dan jajar legowo penggunaan air lebih efesien karena tidak membutuhkan air banyak, dalam arti tanah sawah hanya lembab saja atau macak-macak (tidak tergenang seperti pola tanam konvesional).
8.      Penerapan pola tanam
Dalam penerapan pola tanam ini dapat dilakukan dengan pola tanam SRI atau pola tanam jalur legowo, dimana pola penanaman ini memodifikasi waktu pindah tanam dan jarak tanam sehingga pertumbuhan padi dan sinar matahari yang diterima optimal. Selain itu pola taman disini bisa diartikan sebagai pola pergiliran tanaman seperti pola tanam 2:1 dua musim padi, satu musim palawija.
9.      Perbaikan pascapanen. Hal ini bertujuan untuk menekan kehilangan hasil (terutama padi) pasa saat proses panen dan pascapanen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
1.   Cara panen
·      Dalam proses pemanenan biasanya sawah dikeringkan selama 7-10 hari sebelum panen agar kematangan padi lebih merata dan cepat.
·      Alangkah baiknya pemanenan dilakukan pada umur 33-36 hari setelah berbungan merata yaitu apabila 95% malai telah menguling, daun bendera mulai menua dan sebagian kuning/mati. Dan gunakan alat panen yang tajam.
2.   Perontokan dapat dilakukan dengan beberapa cara baik dengan menggunakan alat mesin (power dan pedal theser) maupun manual denga digepyok. Lakukan perontokan pada hari panen untuk menghindari timbulnya butir kuning dan menggunkaan alas yang lebar untuk mengurangi kehilangan.
3.   Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan butir hampa dan benda asing lainnya yang ditujukan untuk mengingkatkan mutu gabah.Alat yang digunakan bisa berupa alat tampi maupun dengan menggunakan blower/cleaner. Pembersihan sebaiknya dilakukan setelah perontokan hingga memudahkan pada proses pengeringan.
10.  Harga yang merangsang petani. Maksudnya adalah apabila harga jual gabah mahal maka petani akan bersemangat dalam memproduksi/budidaya padi, dan keadaan ekonomi petani akan meningkat.

Sumber :
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Jalan KH. Wahid Hasyim 210 Palbapang Bantul 55713 Telp. 0274-367541 tersedia di
(31 Oktober 2014 pukul 22:51)
RRI. 2007. Varietas unggul padi sawah 1943-2007 Informasi Ringkas Teknologi Padi. Rice Knowedge Bank.
IRRI Jatileksono, T. 1987. Equity Achievement in the Indonesian Rice Economy. Yogyakarta. Gajah Mada University Press
LITBANG DEPTAN. 2007. Petunjuk Teknis PTT :Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian. Badan Litbang Departemen Pertanian .Jakarta.



Tidak ada komentar: