LAPORAN
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN TERUNG (SOLANUM MELONGENA.L) DIDAERAH LEUWEUNG TIIS GARUT
diajukan untuk
dipresentasikan pada diskusi kelompok dalam perkuliahan Pengelolaan Hama dan
Penyakit Terpadu
disusun oleh
Kelompok
6
Bambang Herdiansyah
11270600
Dedi Sudrajat 11270600
Desi Ratnasari 11270600
Dzulfikar Fahri
11270600
Ika Apriani 1127060040
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi
Robbi karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan laporan yang
berjudul “Pengendalian Hama dan Penyakit Terong Di Leuweung Tiis Garut”laporan
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengendalian Hama Penyakit Terpadu.
Kami menyadari bahwa selama dalam penulisan banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Dr.
H. Cecep Hidayat Ir. MP., Yati Setiati MP. selaku dosen mata kuliah yang telah
membantu kami selama menyusun laporan ini
2.
Rekan-rekan
seangkatan yang telah memotivasi kami untuk menyelesaikan penyusunan laporan
ini, dan semua
pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Laporan ini bukanlah suatu karya yang sempurna karena masih banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dalam penyempurnaaan laporan
ini. Kami berharap semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.Aamiin
Bandung, Oktober
2014
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengendalian Hama
Terpadu merupakan suatu sistem pengelolaan populasi hama yang memanfaatkan
semua teknik pengendalian yang sesuai dan seserasi mungkin untuk mengurangi
populasi hama dan mempertahankannya pada suatu aras yang berada di bawah aras
populasi hama yang dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi (Untung, 1997:25).
Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) merupakan dasar kebijakan pemerintah dalam program perlindungan
tanaman di Indonesia, yang secara resmi tercantum pada Instruksi Presiden Nomor
3 tahun 1986, Undang Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Budidaya Tanaman
(Wasiati, 2003:13).
Di dalam kegiatan SLPHT diharapkan ada perubahan dari mereka yang belum
mengenal dan menerapkan pengendalian hama secara terpadu dan biasanya hanya
menggunakan pestisida, kini
menjadi petani yang mampu mengendalikan hama di lahannya sendiri secara terpadu
sesuai dengan apa yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).
Program SLPHT
dikatakan berhasil apabila tujuan dari program SLPHT tersebut dapat dicapai
dengan baik sesuai dengan apayang telah direncanakan. Berbagai hal yang perlu
dikaji pada evaluasi progam SLPHT antara lain, kontek (context) meliputi
beragam hal mengenai kondisi masyarakat, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan
kondisi sosial budayanya. Input meliputi beragam hal yaitu materi SLPHT,
tenaga pelaksana, fasilitas dan dana yang disediakan untuk pelaksanaan program
SLPHT. Proses (process) meliputi survey dasar, pertemuan, musyawarah pra
tanam, pembinaan petani penggerak, pelaksanaan SLPHT, lokakarya dan hari lapang
tani, dan produk (product) meliputi beragam hal antara lain peningkatan
kemampuan dan keterampilan petani dalam mengamati OPT (Organisme Pengganggu
Tanaman) dan teknologi pengendaliannya, peningkatan kerjasama kelompok dalam
berusaha tani, dan peningkatan kualitas agro ekosistem.
Pada dasarnya teknologi PHT merupakan teknologi yang
praktis, mudah dipelajari dan diterapkan oleh petani pada kondisi ekosistem
yang sangat bervariasi antara lokasi tertentu. Mengingat adanya variasi
ekosistem terebut, maka pemilihan dan penetapan teknologi PHT harus disesuaikan dengan kondisi dan
sistem sosial dan ekonomi masyarakat setempat (spesifik lokasi).
PHT memiliki tujuan mengendalikan populasi hama
agar tetap berada dibawah ambang yang tidak merugikan secara ekonomi. Strategi
PHT bukanlah eradikasi melainkan pembatasan. Pengendalian hama dengan PHT
disebut pengendalian secara multilateral, yaitu menggunakan semua metode atau
teknik yang dikenal dan penerapannya tidak menimbulkan kerusakan lingkungan
yang merugikan bagi hewan, manusia, dan makhluk hidup laninya baik sekarang
maupun pada masa yang akan datang.
Tanaman yang dibudidayakan biasanya
sering mendapat gangguan dari binatang atau organisme yang dapat merugikan
tanaman yang kita budidayakan. Hewan yang selama masa hidupnya merusak dan
merugikan manusia dengan memakan tanaman yang dibudidayakan disebut dengan
sebutan hama, belalang, kepik, kumbang, ulat, wereng dll mereka
semua adalah contoh dari hama yang sering menyerang tanaman yang dibudidayakan.
Berbeda dengan hama penyakit merusak tanaman dengan mengganggu proses-proses
fisologis, yang disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus pada tanaman oleh
sebab primer. Hal ini ditunjukan lewat aktivitas sel sakit dan dinyatakan dalam
ekadaan morfologi dan histologi yang disebut gejala.
Salah satu tanaman sayuran yang sering
dikonsumsi masyarakat adalah tanaman Terung. Tanaman Terung
merupakan tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual). Warna bunganya antara
putih hingga ungu. Batang berkayu, berbentuk silindris, percabangan simpodial,
batang muda berambut halus berwarna hijau atau ungu. Tanaman ini sebenarnya sangat mudah untuk dibudidayakan. Namun pada tanaman Terung
pada masa pertumbuhannya tidak terlepas dari hama dan penyakit yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman terong. Dengan demikian jika pertumbuhan tanaman
terhambat akan dapat menurunkan produksi bahkan sampaimengakibatkan gagal
panen.
1.2
Perumusan Masalah
Adapun permasalahan
yang diangkat dalam laporan ini adalah:
1. Apasajakahhama dan penyakit yang menyerang tanaman terung.
2. Bagaimana cara pengendalian dan penerapan konsep PHPT dalam budidaya tanaman terung dilapang.
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui berbagai macam hama dan penyakit pada tanaman terung dan bagaimana
cara pengendalian hama dan penyakit pada suatu lahan pertanaman terung.
2.
Sebagai bahan pembelajaran
khususnya mata kuliah Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu.
1.4
Batasan Masalah
Adapun
batasan maslah pada laporan ini yaitu hanya membahas hama dan penyakit pada
tanaman terung dan penerapan konsep PHPT dilapang (lahan).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Hama, Penyakit dan Pengelolaan Hama dan Penyakit
Terpadu
2.1.1. Pengertian Hama
Hama
adalah organisme perusak tanaman yang menyerang pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga
tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati.Hama yang menyerang tumbuhan antara
lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat. “Yang dimaksud dengan hama
ialah semua binatang yang mengganggu dan merugikan bagi tanaman yang diusahakan manusia”
(Pracaya, 2003: 5). Para ahli pertanian membuat beberapa versi pengertian
(definisi) hamatanaman, diantaranya sebagai berikut:
1. Organisme
“jahat” yang mempunyai kemampuan untuk merusak, mengganggu, atau merugikan
organisme lainnya (inang);
2. Organisme
yang “memusuhi” (merugikan) kesejahteraan manusia;
3. Setiap
spesies organisme yang dalam jumlah besar tidak kita kehendaki kehadirannya;
4. Organisme
yang merugikan dari segi pandangan manusia;
5. Organisme
hidup yang merupakan saingan dalam memenuhi kebutuhan pangan.
2.1.2. Pengertian Penyakit
Rahmat
Rukmana dan Sugandi Saputra (2005: 11) menyatakan, Penyakit tanaman adalah suatu keadaan yang menyimpang dari keadaan normal,
yang cukup jelas menimbulkan gejala yang
dapat dilihat, menurunkan kualitas atau nilai ekonomis, yang disebabkan akibat dari interaksi yang cukup lama. Tanaman
sakit adalah suatu keaadaan proses hidup tanaman yang menyimpang dari keadaan
normal dan menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap
perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunya kuantitas dan kualitas hasil.
Gangguan
terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut
penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka
merusak tumbuhan dengan mengganggu proses– proses dalam tubuh tanaman sehingga
mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tanaman yang terserang penyakit, umumnya,
bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat
menyebabkan kematian.
Beberapa
jenis penyakit yang menyerang tanaman terong diantaranya:
a. Layu Bakteri;disebabkan bakteri Pseudomonas solanacearum
b. Busuk Buah; disebabkan jamur Phytophthora sp.
c. Bercak Daun; disebabkan oleh jamur Cercospora sp, Alternaria
solani, Botrytis cinerea
d. Antraknose; disebabkan oleh Gloeosporium melongena Ell.
e. Busuk Leher Akar; Penyebabnya adalah Sclerotium rolfsii
f. Rebah Semai; yang disebabkan oleh Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp
g. Mosaik
h. Busuk Daun (Pseudoperonospora cubensis Berk)
i.
Penyakit Tepung
(Erysiphi cichoracearum DC)
2.1.3. Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu
Pengendalian
hama dan penyakit terpadu (PHPT) adalah sebuah
pendekatan dalam proses pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan
mempertimbangkan semua aspek dalam mempertahankan keserangan ekosistem hama dan penyakit dibawah
ambang ekonomi atau batas kerugian
ekonomis. Yang termasuk dalam aspek pengelolaannyadiantaranya yaitu: sistem budidaya, lingkungan fisik, biologi,
perilaku pengelola dan bahan kimia. Karena dengan menggunakan tehnik atau konsepPHPT, penggunaan dan efek samping yang
ditimbulkan dari pestisida akan menjadi
lebihminimal
dan keuntungan ekonomis dipertahankan. Program PHPT ini menggunakan informasi yang ekstensif.
2.2.
TanamanTerung
2.2.1.
Klasifikasi
Kingdom
:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping
dua / dikotil)
Sub
Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Spesies :
Solanum melongena L.
2.2.2.
Deskripsi Tanaman Terung
Terung merupakan tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual).
Terung yang merupakan famili solanaceae atau solanum melongena.
Terong dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas
permukaan laut. Tinggi pohon terung 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran
panjang 10- 20 cm dan lebar 5-10 cm, bunganya berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota
bunga. Berbagai varietas terong tersebar luas di dunai, perbedaannya terletak
pada bentuk, ukuran, dan warnanya. Terong merupakan jenis tanaman yang memiliki
kedekatan dengan tanaman kentang, tomat, dan paprika. Buahnya biasanya
dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi tinggi.
Batang berkayu, berbentuk silindris, percabangan simpodial, batang
muda berambut halus berwarna hijau atau ungu. Arah tumbuh batang tegak lurus,
arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun tunggal, bertangkai silindris
(panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur,
ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12
cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau.
BAB III METODE KUNJUNGAN LAPANGAN
3.1.
Waktu dan Tempat
Tempat : Rumah dan Lahan milik petani
Waktu : Kamis, 20 September 2014
3.2.
Alat dan Bahan
Alat
yang dipergunakan dalam pengamatan adalah pensil dan buku catatan sebagai alat
bantu wawancara. Serta Handphone sebagai alat bantu dokumentasi dan observasi.
3.3.
Metode Pengamatan
Pengamatan
dilakukan dengan cara wawancara, observasi langsung di Desa Leuweung Tiis, Leles, Garut.
Selain itu kami juga melakukan Studi Literatur.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Dan Pembahasan
Dari
hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan didapatlah data sebagai berikut
:
4.1.1.
Hama Tanaman
Adapun hama yang menyerang
tanaman terung adalah sebagai berikut:
1.
Kumbang
Daun (Epilachna spp.)
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class :Insecta
Order :Coleoptera
Family :Chrysomelidae
Genus :Aulacophora
Species :Aulacophora foveicollis
Phylum : Arthropoda
Class :Insecta
Order :Coleoptera
Family :Chrysomelidae
Genus :Aulacophora
Species :Aulacophora foveicollis
Serangga yang dewasa merupakan kumbang
kecil (panjang 1 cm), sayap depannya merah dengan bintik-bintik atau kuning
mengkilap. Telur diletakkan berkelompok pada bagian permukaan daun bagian
bawah. Larva (panjang 1 cm) dan di sekeliling tubuhnya berduri (bulu-bulu).
Siklus (daur) hidup berlangsung 55-71 hari.
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada
permukaan daun sebelah bawah. Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan
daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
2. Kutu Daun (Aphis gossypii Glover)
Kingdom :Animalia
Divisi :Arthropoda
Subphylum :Hexapoda
Kelas :Insecta
Subkelas :Pterygota
Infrakelas :Neoptera
Ordo :Hemiptera
Subordo :Sternorrhyncha
Superfamily :Aphidoidea
Familly :Aphididae
Genus :Wereng
Spesies :Aphis
gossypii Glover
Distribusinya berupa kosmopolit. Tanaman
inang : polifag , asparagus, alpukat, pisang, mentimun, terung, Hibiscus,
kapas, papaya, cabai, kentang, bayam,tomat, semangka dll . Perkembangannya
yaitu partenogenesis. hama ini berbentuk seperti pear, warnanya bervariasi dari
hijau muda sampai hitam, kuning. Mempunyai kornikel pada bagian ujung abdomen.
Imago dapat hidup selama 28 hari. Satu ekor imago betina dapat menghasilkan
2-35 nimfa/hari. Siklus hidup dari nimfa sampai imago 5-7 hari. Selama satu
tahun dapat menghasilkan 16-47 generasi.
Gejala serangan yaitu serangan berat
biasanya terjadi pada musim kemarau. Bagian tanaman yang diserang oleh nimfa
dan imago biasanya pucuk tanaman dan daun muda. Daun yang diserang akan
mengkerut, pucuk mengeriting dan melingkar sehinga pertumbuhan tanaman
terhambat atau tanaman kerdil. Hama ini juga mengeluarkan cairan manis seperti
madu sehinga menarik datangnya semut dan cendawan jelaga berwarna hitam. Adanya
cendawan pada buah dapat menurunkan kualitas buah. Aphid juga dapat berperan
sebagai vektor virus penyakit tanaman (50 jenis virus) sep. Papaya Ringspot Virus,
Watermelon Mosaic Virus, Cucumber Mosaic Virus (CMV).
3. Tungau ( Tetranynichus spp.)
Hama ini dikenal dengan nama tungau merah.
Tungau muda yang baru menetas berwarna merah jambu, mengalami beberapa kali
pergantian kulit, selongsong kulitnya menempel pada daun. Tungau muda berwarna
putih kekuningan dan tungau dewasa berwarna merah. Siklus hidup tungau merah
diselesaikan dalam waktu sekitar 15 hari.
Serangan hama ini ditandai dengan
pertumbuhan tanaman terung menjadi abnormal. Daun pucuk atau tunas yang
terserang berubah menjadi keriput dan berwarna kuning. Hama ini menyerang daun
dan cabang muda dengan cara mengisap cairan dalam jaringan tanaman.
4. Ulat Buah ( Helicoverpa
armigera Hubn.)
Kingdom :
Animalia
Divisi :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Lepidoptera
Famili :
Noctuide
Genus :
Helicoverpa
Spesies : Helicoverpa armigera
Distribusi berupa kosmopolit. Tanaman
inang bersifat polifag, tomat, cabai, tembakau, kedelai, jagung. Perkembangan
yaitu holometabola (telur, larva, pupa, imago).
Gejala serangan berupa pada daun, daun
berlubang-lubang yang tidak beraturan. Serangan berat daun akan habis dan
tanaman menjadi gundul. Pada buahakanberlubang dan akan membusuk bila terjadi
infeksi sekunder kemudian rontok.Telurnya berwarna putih kekuningan dan imago
biasanya bertelur pada senja hari. Telur diletakkan secara tunggal pada bungan
dan akan berubah warna menjadi merah tua atau kecoklatan setelah 24 jam, yang
selanjutnya akan menetas dalam waktu kira-kira 3-5 hari. Satu ekor imago mampu
bertelur 1000 butir.
Ukuran larva stadia akhir berkisar antara
2-4 cm dengan warna bervariasi mulai dari hijau, cokelat kemerahan ataupun
cokelat kehitaman. Larva merusak daun, bunga dan buah, bersifat kanibal, masa
larva 16-25 hari. Pupa terbentuk di dalam tanah, masa pupa 17 hari. Imago
berukuran sedang, rentang sayap 30-40 mm, berwarna coklat, pada bagian tengah
sayap terdapat bintik berwarna coklat tua. Siklus hidupnya 35 hari.
5. Lalat Buah (Bactrocera sp.)
Kingdom : Animalia,
Phylum : Arthropoda,
Kelas : Insecta,
Ordo : Diptera,
Famili : Tephritidae,
Genus :
Batrocera
Spesies : Batrocera spp.
Serangga yang telah dewasa mirip dengan lalat
rumah, panjang sekitar 6-8 mm dan lebar 3 mm. Torak berwarna oranye, merah
kecoklatan, coklat atau hitam. Dorsalisnya
terdapat 2 garis yang
membujur dan sepasang sayap yang transparan. Pada abdomen terdapat 2 pita yang melintang dan satu pita
membujur warna hitam atau bentuk huruf T yang kadang tidak jelas. Pada lalat
betina ujung abdomen lebih runcing dan mempunyai alat peletak
telur (ovipositor) yang cukup kuat untuk menembus kulit buah sedangkan
lalat jantan abdomen lebih bulat. Telur berwarna putih berbentuk bulat panjang
yang diletakkan secara berkelompok 2-15 butir di dalam buah.
Larva terdiri atas 3 instar berbentuk
belatung/bulat panjang dengan salah satu ujungnya (kepala) runcing dengan 2
bintik hitam yang jelas merupakan alat kait mulut, mempunyai 3 ruas torak, 8
ruas abdomen, berwarna putih susu atau putih keruh atau putih kekuningan, larva
menetas di dalam buah.
Pupa, berada di permukaan tanah berwarna
kecoklatan dan berbentuk oval dengan panjang sekitar 5 mm. Siklus hidup di
daerah tropis sekitar 25 hari. Serangga betina dapat meletakkan telur 1-40
butir/buah/hari dan dari satu ekor betina dapat menghasilkan telur 1.200-1.500
butir. Stadium telur 2 hari, larva 6-9 hari. Larva instar 3 dapat mencapai
panjang sekitar 7 mm, akan membuat lubang keluar untuk meloncat dan melenting
dari buah masuk ke dalam tanah dan menjadi pupa di dalam tanah. Pupa berumur 4-10
hari dan menjadi serangga dewasa.
Gejala serangan Buah yang terserang
ditandai oleh lubang titik hitam pada bagian pangkalnya, tempat serangga dewasa
memasukkan telur. Umumnya telur diletakkan pada buah yang agak tersembunyi dan
tidak terkena sinar matahari langsung, pada buah yang agak lunak dengan
permukaan agak kasar. Larva membuat saluran di dalam buah dengan memakan daging
buah serta menghisap cairan buah yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi oleh
OPT lain, sehingga buah menjadi busuk dan biasanya jatuh ke tanah sebelum larva
berubah menjadi pupa.
6. Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Imago berukuran sangat kecil sekitar 1 mm,
berwarna kuning sampai coklat kehitam-hitaman. Imago yang sudah tua berwarna
agak kehitaman, berbercak- bercak merah atau bergaris-garis. Imago betina
mempunyai 2 pasang sayap yang halus dan berumbai/jumbai seperti sisir bersisi
dua. Pada musim kemarau populasi lebih tinggi dan akan berkurang bila terjadi
hujan lebat. Umur stadium serangga dewasa dapat mencapai 20 hari.
Telur berbentuk oval/seperti ginjal
rata-rata 80 butir per induk, diletakkan di permukaan bawah daun atau di dalam
jaringan tanaman secara terpencar, akan menetas setelah 3-8 hari.
Nimfa berwarna pucat,
keputihan/kekuningan, instar 1 dan 2 aktif dan tidak bersayap. Nimfa yang tidak
aktif berada di permukaan tanah. Pupa terbungkus kokon, terdapat di permukaan
bawah daun dan di permukaan tanah sekitar tanaman. Perkembangan pupa menjadi
trips muda meningkat pada kelembaban relatif rendah dan suhu relatif tinggi.
Daur hidup sekitar 20 hari, di dataran rendah 7-12 hari. Hidup berkelompok.
Gejala langsung serangan pada permukaan
bawah daun berwarna keperak- perakan, daun mengeriting atau keriput. Hama
menyerang dengan menghisap cairan permukaan bawah daun dan atau bunga ditandai oleh
bercak-bercak putih/keperak-perakan. Daun akan berubah warna menjadi coklat,
mengeriting/keriput dan mati. Pada serangan berat, daun, pucuk serta tunas
menggulung ke dalam dan timbul benjolan seperti tumor dan pertumbuhan tanaman
terhambat, kerdil bahkan pucuk mati. Mula-mula daun yang terserang
memperlihatkan gejala noda keperakan yang tidak beraturan, akibat adanya luka
dari cara makan serangga tersebut. Setelah beberapa waktu, noda keperakan
tersebut berubah menjadi cokelat tembaga. Daun-daun mengeriting keatas. Secara
tidak langsung: trips merupakan vektor penyakit virus mosaik dan virus
keriting.
4.1.2. Penyakit Tanaman
1. Layu Bakteri
Penyebabnya adalah
bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah. Serangan
hebat pada temperatur cukup tinggi.Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh
tanaman secara mendadak. Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal,
seperti pada pembuluh Xylem, tetapi apabila menyerang akar atau leher akar akan
menghambat pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun, sehingga gejala
yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.
2. Busuk Buah
Penyebabnya adalah
jamur Phytophthora sp. Phomopsis vexans, Phytium sp. Gejala pada
buah terung mula-mula terjadi bercak kebasahan yang bergaris tengah lebih
kurang 0,5 cm. Becak meluas dengan cepat ke arah sumbu panjang, sehingga becak
bentuknya memanjang. Pada jenis berbuah bulat dan warnanya ungu becak tetap
berbentuk bulat dan berwarna gelap. Bagian dalam buah berubah warnanya,
kebasah-basahan, dan berbatas coklat tidak teratur. Akhirnya buah terlepas dari
kelopaknya dan menjadi busuk sama sekali.
3. Bercak Daun
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora sp, Alternaria
solani, Botrytis cinerea. Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau
hitam pada daun.
4. Antraknose
Penyakit ini disebabkan
oleh Gloeosporium melongena Ell.Gejala pada buah becak-becak melekuk,
bulat, yang dapat bersatu menjadi becak besar yang tidak teratur. Becak
berwarna coklat dengan titik-titik hitam yang terdiri dari aservulus jamur.
4.2.
Pengendalian Hama dan Penyakit di
Lapangan
Dari
hasil wawancara yang kami lakukan bahwa petani tersebut tidak sepenuhnyamenggunakan
konsep PHPT. Adapun cara
mengendalikan seluruh hama yang digunakan oleh bapak Zaenudin Lubis (petani)
yaitu:
1.
Pergiliran tanaman
Pergiliran
tanaman ini dilakukan untuk memutuskan siklus daur hidup hama yang menyerang
tanaman.
2.
Penanaman menggunakan pola tumpang sari
Penanama dengan
pola tanam monokultur mengurangi keberagaman makhluk hidup penyusun
ekosistemnya sehingga seringkali terjadi ledakan populasi hama dan patogen
penyebab penyakit tanaman.
Penanama dengan
pola tanam sistem tumpangsari sama saja dengan memodifikasi ekosisitem yang
erat kaitannya dengan pengendalian OPT karena dengan menggunakan sistem
tumpangsari ini memberikan keuntungan yang sangat besar diantaranya yaitu:
a.
Penjagaan fase musuh alami tidak aktif
b.
Melestarikan keanekaragaman komunitas
c.
Penyediaan inang alternative
d.
Penyediaan makanan alami
e.
Tempat berlindung musuh alami
f.
Penggunaan insektisida akan lebih selektif.
3.
Penggunaan pestisida (insektisida)
Dalam prakteknya penyemprotan dan
penggunaan yang dilakukan dilapang tidak sepenuhnya menggunakan insektisida
kimia, dosis insektisida yang digunakan sebanyak 30ml/17 liter air. Dalam
penggunaannya insektisida kimia ini dicampur dengan rinso/sampo, ekstrak daun
sirsak, dan daun pepaya. Penyemprotan pada tanaman terung hanya dilakukan setelah
hama melampaui ambang batas ekonomi, dan apabila terjadi lonjakan hama kedua campuran
dari pestisida kimia, rinso/sampo, ekstrak daun pepaya dan sirsak sudah tidak
ampuh untuk membasmi seluruh hama maka petani hanya menganti jenis insektisida dan
menambahkan ekstrak umbi gadung, untuk dosis yang di gunakannya tetap sama 30
ml/17 liter air.
Menurut bapak Zaenudin selaku petani,
penggunaan campuran antara pestisida kimia dan nabati ini lebih efektif dari
pada menggunakan pestisida kimia seutuhnya.
4.
Mencabut dan membakar tanaman yang terkena penyakit
Pencabutan dan pembakaran tanaman
dilakukan pada tanaman yang telah parah terkena penyakit. Hal ini dilakukan
agar penyakit tidak menyebar luar ke tanaman lainya.
4.3.
Prinsip dan Konsep Pengendalian Hama dan Penyakit Yang
Diterapkan
Menurut Bapak Zaenudin selaku petani, prinsip
dari pengendalian hama penyakit yang
dia lakukan itu baik meskipun tidak seutuhnya menggunakan konsep PHPT karena
mengacu pada:
1.
Budidaya
tanaman sehat. Budidaya ini mencakup semua aspek dari mulai benih, pengolahan tanah, pemberian pupuk
yang sesuai, pemeliharan yang tepat, pemberian pestisida yang sesuia takaran
dan meminimalisir penggunaaan bahan kimia yang menghasilkan zat sisa berbahaya.
2.
Pelestarian
musuh alami, guna
menjaga keseimbangan antara populasi hama dan musuh alami dengan tetap
memperhatikan komoditas yang ditanam agar tidak mengalami luka ekonomi. Tidak memberantas hama sampai habis sehingga musuh alami, hama dan ekosistem lainya seimbang.
Didaerah petani yang
kami kunjungi, petani-petani disana rata-rata belum menggunakan prinsip-prinsip
PHPT dengan benar. Para petani masih belum melakukan dan menerapkan budidaya
tanaman sehat. Karena para petani dalam pengendalian hama cenderung dengan
mengunamakan pestisida kimia.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Terung merupakan
tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual). Terung yang merupakan famili
solanaceae atau solanum
melongena. Terong dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200
meter di atas permukaan laut.Berbagai varietas terong tersebar luas di dunai,
perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran, dan warnanya. Batang berkayu,
berbentuk silindris, percabangan simpodial, batang muda berambut halus berwarna
hijau atau ungu.
Daun tunggal, bertangkai silindris (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak
tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat,
tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna
hijau. Adapun hama yang menyerang tanaman terung adalah kumbang daun (Epilachna
spp), kutu daun (Aphis gosspii Glover),
tungau (Tetranynichus spp), lalat buah (Bactrocera sp), dan thrips (Thrips
parvispinus karny), sedangkan penyakit yang ada pada tanamaan terung adalah
layu bakteri, busuk buah, bercak daun, dan antraknose. Adapun cara pengendalian
hama dan penyakit tersebut adalah dengan cara sebagai berikut:
1.
pergiliran tanaman
Pergiliran tanaman ini dilakukan
untuk memutuskan siklus daur hidup hama yang menyerang tanaman.
2.
penanaman menggunakan tumpang sari
Penanama dengan pola tanam sistem tumpangsari sama saja dengan
memodifikasi ekosisitem yang erat kaitannya dengan pengendalian OPT karena
dengan menggunakan sistem tumpangsari ini memberikan keuntungan yang sangat
besar diantaranya penjagaan fase musuh alami tidak aktif, melestarikan
keanekaragaman komunitas, penyediaan inang alternative, penyediaan makanan
alami, tempat berlindung musuh alami dan penggunaan insektisida akan lebih selektif.
3.
Penggunaan pestisida (insektisida)
Dalam penggunaannya insektisida kimia ini dicampur dengan rinso/sampo,
ekstrak daun sirsak, dan daun pepaya. Penyemprotan pada tanaman terung hanya
dilakukan setelah hama melampaui ambang batas ekonomi, dan apabila terjadi
lonjakan hama kedua campuran dari pestisida kimia, rinso/sampo, ekstrak daun
pepaya dan sirsak sudah tidak ampuh untuk membasmi seluruh hama maka petani
hanya menganti jenis insektisida dan menambahkan ekstrak umbi gadung,
4.
Mencabut dan membakar tanaman yang terkena penyakit
Pencabutan dan pembakaran tanaman dilakukan pada tanaman yang telah
parah terkena penyakit. Hal ini dilakukan agar penyakit tidak menyebar luar ke
tanaman lainya.
5.2.
Saran
Para petani terung harus mengatahui budidaya tanaman
sehat yang mencakup semua aspek dari mulai benih, pengolahan tanah, pemberian pupuk
yang sesuai, pemeliharannya yang tepat,
pemberian pestisida yang harus sesuai dengan takaran dan meminimalisir penggunaaan
bahan kimia yang menghasilkan zat sisa berbahaya. Tidak merusak ekosistem yang
sudah ada agar keadaan hama dan musuh alami populasinya seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Ir.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman.
Penebar Swadaya: Depok.
Lubis Siti Zulhizzah. 2014. Laporan PengamatanHama Dan PenyakitPada Tanaman
Terong( Solanum Melongena L ).Fakultas PertanianUniversitas Graha
NusantaraPadangsidimpuan
Tjahjadi,
Ir. Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman.
Yogyakarta : Kanisius
Surachman,
Enceng, dkk. 2007. Hama Tanaman, Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan. Kanisius: Yogyakarta.
Suliyansyah.
(2013). Penyakit Tanaman, Gejala, Tanda, Dan Penyebab. [Online].
Tersedia : http://sule-gratis.blogspot.com/2013/02/penyakit-tanaman-gejala-tanda-dan.html.
(15 Oktober 2014)
2 komentar:
Judi Online Deposit Ovo
Judi Online Deposit Gopay
Judi Online Deposit Linkaja
Judi Online Deposit Dana
Judi Online Deposit Sakuku
Judi Online Deposit Pulsa Tanpa Potongan
Judi Online Deposit Bank BTPN
Judi Online Deposit Bank BTN
Judi Online Deposit Bank Permata
Promo :
★ Bonus 100% (Menang 8x, 9x, 10x Beruntun)
★ Bonus Cashback Mingguan 5% s/d 10%
★ Bonus Deposit Pertama 10%
★ Bonus Referral 7% + 2% Seumur hidup
Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita
Play The Real Money Slot Machines - Trick-Taking Game - Trick-Taking
How herzamanindir to Play. apr casino Play The Real Money Slot Machine. If you are searching 토토사이트 for a fun, exciting game to poormansguidetocasinogambling.com play online, we have https://tricktactoe.com/ you covered.
Posting Komentar